Halaman

Sabtu, 11 Agustus 2012

Islam Sempat Jadi Agama Negara di Rusia

Islam Sempat Jadi Agama Negara di Rusia


“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah:208)





 









Suku Tatar di Rusia hanyalah salah satu dari sebagian umat Islam di Rusia yang menjaga tradisinya dari waktu ke waktu. Mereka, dalam batas-batas tertentu, memiliki kebanggaan tersendiri sebagai umat Islam yang kadang mungkin merasa lebih dibandingkan umat Islam lain di Rusia ataupun pemeluk agama selain Islam. Dalam gambar-gambar buku yang berjudul 'Islam we Tatastan' (Islam di Tatarstan) contohnya, sekilas orang akan memahami bahwa Islam di sana sudah eksis sejak lama. Sebuah tradisi yang sudah turun-temurun dengan masa lalu yang cukup gemilang. Semua ini mewarisi semangat Islam hingga sekarang.

Penetrasi Islam ke wilayah yang dikuasai oleh Khazari ini dimulai pada abad VII dengan datangnya para pendakwah dan pedagang Islam dari Arab Saudi. Namun dalam waktu yang relatif cukup lama, pemeluk agama Islam merupakan minoritas dan merupakan masyarakat papan bawah. Peperangan antara Arab dan kaum Khazari pada awal abad ke VIII telah membawa perubahan konstelasi yang cukup signifikan. Marwan bin Muhammad, seorang komandan perang dari Arab yang mampu menaklukkan beberapa wilayah di sana membuat Islam naik daun di kalangan masyarakat. Selain itu, perpindahan sebagian masyarakat Asia Tengah ke wilayah Volga juga menjadi dorongan perubahan demografi tersendiri karena kemudian banyak yang memeluk agama Islam.

Umat Islam yang sedang mendapatkan angin segar ini segera mendirikan berbagai madrasah dan masjid di seluruh negeri. Bahkan terdapat sebuah catatan yang menyatakan banyak menara masjid yang sangat tinggi bahkan kadang tingginya melebihi Istana Kagan. Pada abad X, sinar Islam mulai mencorong di semua negeri dan menjadi faktor penting dalam kerajaan Khazari Kagan yang saat itu kekuasaannya dipegang oleh kaum Yahudi. Beberapa catatan dari kunjungan orang-orang asing ke daerah itu menyebutkan bahwa ke manapun orang pergi, maka berbagai bangunan yang bercirikan Islam dan juga pemeluk agama Islam sangat mudah ditemui.

Dalam perkembangannya, menurut seorang ahli geografi asal Arab bernama Abu Iskhak al-Istarkhi, di ibukota negara tersebut terdapat lebih dari 8.000 pemeluk Islam dengan 30 masjid. Kelompok terbesar kedua adalah Kristen Otodoks dan diikuti oleh Yahudi. Mulai saat itulah terjadi sebuah perimbangan kekuatan demografis pemeluk Islam dan Kristen yang hingga saat ini terus terjaga.

Islam mengambil kekuasaan pertama kali di daerah Volga di bawah seorang raja dari wilayah Asia Tengah, Mongolia, yaitu Berke Khan pada abad ke VIII. Dialah raja pertama yang memeluk Islam sufi dan mendalami ajaran ini di daerah Bukhara. Inilah cikal bakal dari Kesultanan Kazan (1438-1552) dimana Islam menjadi agama negara. Meski terjadi perubahan sistem kekuasaan, tradisi kerukunan di wilayah ini tetap dipertahankan.

Perjalanan Islam yang begitu panjang di daerah Tatarstan ini sebenarnya hanyalah merupakan sebuah contoh bagaimana agama samawi itu menjadi agama tradisi di banyak tempat di Rusia. Islam memiliki sejarah lebih panjang dan lebih “seru” di beberapa kawasan seperti di Dagestan dan Chechnya. Di Dagestan, pertama kali Islam masuk ke Rusia (tahun 664) dan menyebar ke berbagai tempat, kemudian menjadi mayoritas di beberapa negara bagian Rusia saat ini. Yang jelas, pemeluk Islam di Rusia bukanlah para imigran seperti yang ada di banyak negara maju seperti di Eropa dan Amerika.

Memahami konstelasi sejarah panjang di Rusia memberikan kesadaran bahwa Islam merupakan agama yang tidak pernah bisa dipisahkan di Rusia. Meskipun saat ini tidak ada perhitungan yang valid atas jumlah penduduk beragama Islam, namun angka 25 juta menjadi sangat bisa dimengerti, khususnya bila menghitung berbagai suku yang kini umumnya beragama Islam.

Itulah sebabnya, mengapa sampai saat ini masyarakat Islam di Rusia terlihat begitu kuat dan akan terus ikut mewarnai kancah politik nasional. Muslim yang menjadi mayoritas kedua setelah Ortodoks ini rupanya tidak pernah bisa lenyap di bumi Rusia meskipun sempat disapu oleh masa komunis yang berumur lebih dari 70 tahun.

M Aji Surya - detikRamadan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar